Senin, 22 September 2014

KHUTBAH JUMAT : SYARAT-SYARAT HAJI MABRUR

MASJID NURUL KAHROBA - KHUTBAH JUMAT
Jumat,  19 September 2014


Khatib :  Ust. Muhrian Noor, S. Ag
Bilal  : H. Syaifuddin

SYARAT-SYARAT HAJI MABRUR.
الحمد لله الذى هَدَى اَوْلِيَاءَهُ لِدِيْنِ الاسلَام, وَوَفَّقَهُمْ لِزِيَارَةِ بَيْتِهِ الحَرَام, وَخَصَّهُمْ بِالشَوْقِ اِلَى تِلْكَ الْمَشَاعِرِ الْعِظَام, وَحَطَّ عَنْ وَفْدِهِ جَمِيْعِ الاَوْزَارَ وَالاَثَام, اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ على جَزِيْلِ الْفَضْلِ وَالاِنْعَام, وَاَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَاهُ مِنَ التَّوْفِيْقِ وَالاِلْهَام, وَاشْهَدُ أن لااله الا اللهُ وحدَهُ لا شريك لهُ الْمُلْكُ الْحَقُّ السَّلَام, وأشهد أن محمدا عبدُهُ ورسولُهُ خيْرُ مُعَلِّمِ وَاِمَام, اللهم صلِّ على عبدِك ورسولِك محمدٍ وعلى اله واصحابِهِ الْبَرَرَةِ الْكِرَام, وسَلِّمْ تسليمًا كثيرا. اما بعد فيا ايها الناسُ اتَّقُوْا اللهَ تعالى اَلَّذِى اصْطَفَى لَكُمُ الِاسْلَام, وَفَضَّلَكُمْ بِهِ على كَافَةِ الْاَنَامِ.
معــاســـر المسـلمين ....
Marilah kita terus saling meng-ingatkan diri kita semua untuk selalu berusaha meningkatkan keima-nan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan cara semaksimal mungkin berusaha menjalankan semua perin-tahNya dan menjauhi segala apa yang dilarangNya, agar kita semua selamat didunia dan di akhirat kelak.
معــاســـر المسـلمين ....
Haji mabrur adalah dambaan dan cita-cita setiap muslim yang melaksanakan haji. Menurut Imam Al Asfihani menyebutkan bahwa haji mabrur ialah haji yang diterima (pahalanya) oleh Allah Swt.
Kalau kita ketahui dari asal katanya, mabrur adalah berasal dari kata al birru yang berarti kebaikan atau kebajikan. Mabrur berarti mengandung arti orangnya yaitu orang yang melakukan kebaikan atau kebajikan.
Dalam sebuah ayat Allah swt berfirman:

(لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ) [Surat Aal-E-Imran : 92]  
    
92. kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.  QS.3:92. Ketika digandeng dengan kata haji maka ia menjadi sifat yang mengandung arti bahwa haji tersebut diikuti dengan kebajikan.
Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang mengantarkan pelakunya menjadi lebih baik dari masa sebelumnya. Di dalam Al Qur’an juga menggunakan kata al birru untuk pengabdian yang terus menerus kepada orang tua wabarraan biwalidati. QS. 19:32. Orang-orang yang selalu mentaati Allah swt dan menjauhi segala yang dilarang disebut al abraar, kelak mereka dihari kiamat akan ditempatkan di surga. “Innal abraara lafii na’iem”. QS.82:13. Bila digabung antara ayat ini dengan hadits Rasulullah: “Al hajjul mabrrur laisa lahuu jazaan illal jannah.” HR Bukhari, nampak titik temu yang saling melengkapi, bahwa haji mabrur akan selalu ditandai dengan perubahan dalam diri pelakunya dengan mengalirnya amal saleh yang tiada putus-putusnya. Bila setelah berhaji seseorang selalu berbuat baik, sampai ia menghadap Allah swt, maka jelas ia akan tergolong kelompok al abraar dan pahala yang akan kelak ia dapatkan adalah surga.
Beradasarkan uraian di atas bahwa untuk mencapai haji mabrur ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:
Pertama, niat yang ikhlas karena Allah swt, bukan karena ingin dipuji orang dan berbangga-bangga dengan gelar haji. Seorang yang tidak ikhlas dalam beramal apapun termasuk haji, Allah swt akan menolak amal tersebut sekalipun di mata manusia ia nampak begitu agung dan mulia.
Kedua, memiliki bekal dalam melaksanakan ibadah haji yaitu bekal ilmu tentang syarat dan rukun haji dan bekal harta yang halal. Haji yang tidak dibekali dengan ilmu maka ibadah akan ditolak bahkan tidak diterima, seperti perkataan hukama:
من بغير علم يعمل اعماله مردودة لا تقبل
“Orang yang beramal tanpa ilmu semua amalnya ditolak dan tidak diterima”.
Haji yang dibekali dengan harta haram pasti Allah swt tolak. Rasulullah saw bersabda: “Sesunguhnya Allah baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Di akhir hadits ini Rasulullah menggambarkan seorang musafir sedang berdo’a tetapi pakaiannya dan makanannya haram, maka Allah tidak akan menerima doa tersebut.” HR. Muslim. Demikian juga ibadah haji yang dibekali dengan tanpa ilmu dan yang harta haram.
Ketiga, Dari niat yang ikhlas dan bekal ilmu dan harta yang halal akan lahir syarat yang ketiga: istiqamah. Istiqamah artinya komitmen yang total untuk mentaati Allah swt dan tunduk kepada-Nya, bukan saja selama haji, melainkan kapan saja dan di mana saja ia berada. Haji tidak akan bermakna jika sekembalinya dari tanah suci, seorang tidak menyadari identitas kehambaanya kepada Allah swt. Tuntunan syetan kembali diagungkan. Merebut harta haram dan kemaksiatan menjadi kebiasaannya sehari-hari. Bila ini yang terjadi, bisa dipastikan bahwa hajinya tidak mabrur. Karena haji mabrur akan selalu diikuti dengan kebajikan. Pribadi yang istiqamah setelah menjalankan ibadah haji, akan selalu tenang. Tidak plin-plan. Perilakunya jelas tidak berwarna-warni seperti bunglon. Apa yang Allah swt haramkan senantiasa ia hindari, dan apa yang diwajibkan selalu ia tegakkan secara sempurna.
Allah swt mengajarkan bahwa hanya iman dan harta halal yang bisa membuat seseorang selalu istiqamah mentaati-Nya. QS. 2:172, 23:51.
Istiqamah mempertahankan nilai-nilai haji, dan menahan diri dari segala bentuk kemungkaran sekecil apapun.
Seseorang yang naik haji akan di sebut haji mabrur setelah ia nampak bahwa hidupnya lebih istiqamah dan kebajikannya selalu bertambah sampai ia menghadap Allah SWT.
Akhirnya, marilah kita bersama-sama mendo’akan kepada jamaah haji akan berangkat ke tanah suci Mekkah mendapatkan keselamatan dalam perjalanan dan pulang ke tanah air dalam keadaan selamat serta mendapat haji yang mabrur. Amin Ya rab…..
الحمد لله والصلاة والسـلام على رسـول الله. سـيدنا محمد بن عبد الله وعلى اله وصحـبه ومن والاه . اوصـيكم ونفسى بتقـوى الله. واذا قـرئ القران فاستمـعوا له وانصـتوا لعـلكم ترحمـون .اعوذ .....


(الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ) [Surat Al-Baqara : 197]
È  
بارك الله لى ولكم ونفعـنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم. اقول قولى هذا واستـغفر الله العظيم.  انه هو الغفور الرحــيم .


Ust. Muhrian Noor, S, Ag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar